Fungsi Humas (Public Relations) Dalam Sebuah Perusahaan | Materi Kuliah Public Relations

Fungsi Humas (Public Relations) Dalam Sebuah Perusahaan | Materi Kuliah Public Relations

Belakangan ini pentingnya fungsi hubungan masyarakat (public relations) sudah diakui banyak perusahaan, karena itu perusahaan yang bijak akan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengelola hubungannya dengan unsur-unsur penting dalam masyarakat. 

Humas adalah "komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan bersama."

Humas merupakan upaya menjalin hubungan baik dengan berbagai masyarakat di sekitar perusahaan dengan mendapatkan publisitas yang menguntungkan, memupuk ”citra perusahaan” yang baik, dan menangani atau meredam rumor, cerita dan peristiwa yang merugikan.

Humas memiliki khalayak sasaran yang disebut stakeholders, yang dibagi berdasarkan fungsi humas berikut ini:
  1. Hubungan pers atau aktivitas pers: Menciptakan dan menempatkan informasi bernilai berita dalam media untuk menarik perhatian terhadap orang, produk, atau jasa.
  2. Publisitas produk: Mempublikasikan produk tertentu.
  3. Kegiatan masyarakat: Memupuk dan mempertahankan hubungan komunitas nasional dan lokal.
  4. Melobi: Membangun dan mempertahankan dengan anggota lembaga legislatif dan pejabat pemerintah untuk mempengaruhi peraturan dan undang-undang.
  5. Hubungan investor: Mempertahankan hubungan dengan pemegang saham dan pihak lain dalam komunitas keuangan.
  6. Pengembangan: Hubungan masyarakat dengan donor atau anggota organisasi nirlaba untuk memperoleh dukungan finansial atau sukarela.

Humas dan publisitas dapat membawa dampak yang kuat terhadap kesadaran publik dengan biaya yang jauh lebih ringan daripada iklan. Publisitas memanfaatkan hubungan dengan pers, yaitu dengan menyebarkan informasi dan mengelola event.

Cara Menghilangkan Perasaan Gugup dan Cemas Ketika Akan Berpidato | Materi Kuliah Public Relations

Demam Panggung


Untuk menghilangkan suasana yang bisa membuat kamu gugup, hal-hal ini bisa kamu lakukan ketika akan berpidato :

  1. Percaya kepada diri sendiri karena sudah melakukan persiapan
  2. Bersikap tenang, tidak menunjukkan ketakutan
  3. Menghirup napas panjang dan dalam
  4. Menatap hadirin pada bagian atas matanya, bukan pada matanya yang sedang menyorotkan sinar pandangan.
  5. Bebicara dengan gaya orisinal (tidak meniru pidato gaya orang lain)
  6. Berbicara dengan sikap sama sederajat (talk with the people) tidak menggurui (talk to the people).
  7. Berbicara dengan nada naik-turun, tidak dengan nada datar.
  8. Berbicara dengan mengatur tempo agar dapat didengar dan dicerna jelas oleh hadirin, tegas kapan harus berhenti lama (titik) dan jelas bila berhenti sejenak (koma).
  9. Berbicara dengan memberikan tekanan-tekanan (stress) pada hal-hal tertentu untuk mendapat perhatian khusus dari hadirin.
  10. Berbicara dengan tatap memelihara kontak pribadi (personal contact) dengan hadirin.
  11. Berbicara dengan menunjukkan wajah yang cerah untuk menghadapi simpati hadirin.
Satu hal yang perlu kamu perhatikan ketika akan berpidato didepan orang banyak adalah TENANG. BOOM!

Hal-hal yang Harus Kamu Lakukan Sebelum, Sedang Dan Sesudah Berpidato | Materi Kuliah Public Relations

Pidato-Anies

Ada
dua persyaratan mutlak bagi seorang yang akan muncul dalam mimbar atau forum untuk berpidato.


Syarat yang pertama adalah apa yang dinamakan source credibility atau kredibilitas sumber, dan yang kedua adalah source attractiveness atau daya tarik sumber.

Hal-hal yang menyangkut kredibilitas telah diterangkan pada pembahasan di muka mengenai penyusunan naskah pidato.

Seseorang yang muncul di atas mimbar sudah dengan sendirinya merupakan sumber yang dapat dipercaya sebab tidaklah mungkin orang muncul dalam forum dan berbicara mengenai hal yang bukan bidangnya.


Akan tetapi, meskipun seseorang ahli dalam bidangnya, bila ia tidak memperhatikan syarat yang kedua tadi, yakni source attractiveness, kemungkinan besar akan gagal pula dalam pidatonya.

Seorang yang muncul di atas mimbar harus bersikap sedemikian rupa sehingga sebelum berpidato, ketika sedang berpidato, dan sesudah berpidato menarik perhatian segenap hadirin.
  • Sebelum Menuju Mimbar 
Sebelum naik ke mimbar, ketika kamu akan menjadi pusat perhatian hadirin kamu harus terlebih dahulu harus memikirkan pakaian apa yang akan dikenakkan.

Akan janggal sekali apabila kamu menggenakan kemeja lengan pendek dihadapan hadirin yang semuanya mengenakan pakaian resmi.

Memang tidak jarang seseorang dihadapkan pada suatu situasi dimana ia tidak tahu pasti pakaian apa yang akan dikenakan para hadirin, apakah pakaian resmi, setengah resmi, atau bebas.

Dan juga sikap simpatik sudah harus ditunjukkan ketika kamu berada di tengah-tengah pertemuan sebelum dipersiapkan naik mimbar.
  • Cara bersikap di mimbar
Sejak kamu berada di atas mimbar, kamu akan menghadapi tatapan mata para hadirin yang seluruhnya memandang kepadamu.

Bagi seseorang yang sudah biasa berpidato, tatapan seperti itu tidak akan berpengaruh apa-apa.

Akan tetapi bagi kamu yang jarang berpidato, ini akan membuat mu gugup.

Ini biasanya disebut dengan Demam Panggung (Podium Vrees)


Jika kamu berpidato di depan kelompok kecil (small group communication) para hadirin akan bersikap rasional dan akan menilai isi pidato kamu benar atau tidak logis atau tidak, relevan atau tidak dan sebaginya.

Tetapi di dalam kelompok besar (large group communication) suatu pesan akan ditanggapi oleh komunikan secara emosional, apalagi kalau hadirin itu bersifat massal dan heterogen.

Para hadirin tidak akan sempat berpikir secara seksama tetapi didominasi oleh emosi yang meluap.

Dalam situasi seperti ini akan terjadi apa yang disebut contagion mentale atau wabah mental yakni jika ada seseorang yang bertepuk tangan, akan membuat semua yang ada pada ruangan ikut bertepuk tangan juga.

Jadi faktor situasi sangat mempengaruhi disini.
  • Saat meninggalkan mimbar
Yang tidak kurang pentingnya dalam Public Speaking atau pidato di depan umum itu ialah saat kamu meninggalkan mimbar.

Sesudah mengucapkan salam akhir sebagai tanda hormat kepada hadirin, sikap tenang dan tertib harus tetap dipelihara.

Jika kamu pidato menggunakan naskah lembaran kertas kamu hendaknya dilipat dahulu dengan tenang, dan dengan tenang pula dimasukkan kedalam saku baju.

Turun dari mimbar dengan wajah ceria disertai senyuman dengan langkah yang tenang, hal ini akan dinilai simpatik oleh hadirin bila sebelum duduk terlebih dahulu kamu memberi hormat lagi kepada orang penting yang telah hadir.

Pengertian Exordium, Protesis, Argumenta dan Conclusio Dalam Berpidato | Materi Kuliah Public Relations


Exordium, Protesis, Argumenta dan Conclusio Dalam Berpidato

  • Exordium (Kepala)
Dalam susunan pidato, exordium adalah bagian pendahuluan, fungsinya ialah sebagai pengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas dan sebagai upaya menyiapkan mental para hadirin (mental preparation).

Yang penting untuk diusahakan dalam exordium ini ialah membangkitkan perhatian (attention arousing).

Sekali hadirin dapat dipikat perhatiannya, berarti mereka antusias untuk mendengarkan uraian selanjutnya.

Berbagai cara dapat ditampilkan untuk memikat perhatian hadirin, diantaranya adalah :
  1. Mengemukakan Kutipan (ayat dari kitab Suci, pendapat ahli kenamaan, kata-kata tokoh nasioanal dan lain-lain)
  2. Mengajukan pertanyaan
  3. Menyajikan Ilustrasi yang spesifik.
  4. Memberikan Fakta yang mengejutkan .
  5. Menyajikan hal yang mengandung rasa manusiawi.
  6. Mengetengahkan pengalaman yang ganjil
Cara-cara untuk menarik perhatian seperti itu sudah tentu harus disesuaikan dengan tema pidato dan diselaraskan dengan latar belakang kebudayaan dan pendidikan.

  • Protesis (Punggung)
Protesis dapat diibaratkan sebagai punggung, pada bagian ini pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.

Pokok pembahasan ini dikemukakan sedemikian rupa sehingga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para hadirin.

Pembahasan akan komunikatif jika bahasa yang digunakan benar-benar membawakan makna pesan yang disampaikan.

Apabila ada istilah penting yang tidal bisa dihindarkan, tetapi sifatnya konotatif, maka istilah tersebut perlu diterangkan sehingga menjadi jelas bagi para hadirin.

  • Argumenta (Perut)

Protesis dan Argumenta merupakan tubuh naskah pidato pidato yang merupakan kesatuan.


Argumenta adalah alasan yang mendukung hal-hal yang dikemukakan pada bagian protesis,

Jika ada pendapat-pendapat para ahli yang tidak sesuai atau bertentangan dengan pendirian si mimbarwan, maka di bagian inilah menetralisasinya.

  • Conclusio (ekor)
Conclusioa adalah bagian akhir dari naskah pidato, yang merupakan kesimpulan dari keseluruhan uraian sebelumnya.

Kesimpulan atau konklusi bukannlah rangkuman dari paparan bagian pendahuluandan bagian tubuh yang terdiri dari protesis dan argumenta tadi melainkan suatu penegasan,  hasil pertimbangan yang mengandung justifikasi atau pembenaran menurut penalaran si mimbarwan, yakni si penyusun naskah.

Conclusio harus singkat dan sederhana serta disusun sedemikian rupa sehingga merupakan pesan yang mengesankan bagi hadirin.

Dalam hubungan ini ada beberapa hal yang harus dihindarkan:
  1. Jangan mengemukakan fakta baru
  2. Jangan menggunakan kata-kata mubazir dan tak fungsional sehingga merusak uraian keseluruhan.
  3. Jangan menampilkan hal-hal yang menimbulkan antiklimaks.
Demikianlah beberapa hal mengenai penyusunan pidato, baik tanpa naskah maupun dengan naskah.

yang penting sekali bagi seseorang yang akan muncul dalam suatu forum karena akan menyangkut kehormatannya.

Untuk penyusunan pidato tanpa naskah dan pidato dengan naskah bisa dilihat di halaman sebelah







Cara Berpidato Dengan Naskah | Materi Kuliah Public Relations

Berpidato  Dengan Naskah Presiden Jokowi

Berpidato dengan menggunakan naskah ada keuntungannya, tetapi ada juga kerugiannya.

Yang dimaksudkan dengan keuntungan disini ialah bahwa pidato yang dilakukan akan lancar karena naskahnya disusun jauh sebelumnya sehingga sehingga bahasanya baik dan benar.

Susunan kalimatnya teratur, kata-katanya tepat dan, kontinuitasnya terjamin.

Yang dimaksud dengan kerugiannya ialah bahwa sewaktu pidato dilakukan, kepala terus menunduk membaca naskah sehingga sedikit sekali kontak pribadi yang penting itu.

Dan ada kemungkinan hadirin tidak menaruh kepercayaan sepenuhnya karena mereka beranggapan pidato yang dibaca itu bukan buatan sendiri, melainkan hasil kerja orang lain.

Satu-satunya cara mengurangi kerugian tadi ialah lebih sering menatap hadirin agar lebih banyak terjadi kontak pribadi.

Dengan sendirinya akan berkurang pula rasa tidak percaya hadirin kepada si mimbarwan tadi.

Akan fatal sekali apabila pidato dilakukan dengan membaca naskah, dan naskahnya sendiri, selain tidak berbobot isinya, juga tidak karuan sistematikanya.

Para ahli pidato banyak menggunakan Teori Kuda ketika akan menyampaikan pidatonyo, menurut teori tesebut suatu pidato harus meliputi empat bagian yang apabila disesuaikan dengan tubuh kuda adalah sebagi berikut :
  1. Exordium (Kepala)
  2. Protesis (Punggung)
  3. Argumenta (Perut)
  4. Conclusio (Ekor)
Untuk defenisi dari ke-4 Teori Kuda ini bisa di lihat di halaman sebelah.

Cara Berpidato Tanpa Naskah | Materi Kuliah Public Relations

Pidato Bill Clinton 

Pidato
tanpa naskah sering disebut pidato secara Impromptu atau pidato secara ad libitum yang kadang-kadang disingkat ad lib.


Pidato dengan cara ini dianggap paling baik karena antara mimbarwan dengan hadirin terjadi personal contact atau kontak pribadi : kedua pihak saling menantap.

Keuntungan pidato tanpa naskah ini adalah bahwa hadirin menaruh kepercayaan penuh kepada si mimbarwan, karena apa yang dikatakannya adalah pencetusan dari ide atau pemikirannya sendiri.

Pidato tanpa naskah biasanya dilakukan dalam suatu pertemuan yang tidak menimbulkan banyak resiko.

Misalnya pidato seorang kepala jawatan dihadapan para karyawan, pidato di desa atau rukun warga, pidato pada perayaan pernikahan.

Meskipun demikian, tidaklah berarti bahwa dalam pertemuan seperti itu, pidato boleh sembarangan sebab bagaimanapun pun sebuah pidato harus menarik hadirin.

Untuk itu harus ada persiapan.

Persiapan untuk pidato tanpa naskah dapat dilakukan dengan menyusun rancangan sederhana dengan menetap kan pokok-pokok yang akan disampaikan.

Maksudnya ialah agar dalam paparannya nanti tidak menyimpang dari tujuan tema.

Pokok-pokok tersebut dapat disimpan dalam benak, atau ditulis dengan sehelai kertas, yang penting dalam pidato dengan cara seperti itu ialah terpeliharanya kontak pribadi secara saling menatap.

Melirik kepada kertas kecil dengan butir-butir pokok uraian tadi dapat dilakukan secara sekilas tanpa kelihatan oleh hadirin.


Ada orator-orator tertentu yang tidak pernah menggunakan naskah dalam situasi pertemuan apa pun, baik resmi maupun tidak resmi .

Ini tidak berarti bahwa mereka tidak melakukan persiapan terlebih dahulu.

Bahkan ada yang menyusun pidatonya secara tertulis dulu mulai dari awal sampai akhir, kemudian dihafalkan.

Untuk membantu agar terdapat kesinambungan, maka ditulis butir-butir tertentu di atas secarik kertas yang tidak tampak oleh hadirin.


Tidak sedikit pula orator yang karena sudah terbiasa dan merasa yakin atas kemampuannya.

Berpidato tanpa bantuan catatan secara impromptu sepenuhnya, tetap mempesona hadirin.

Tips Cara Berpidato di Depan Umum yang Baik dan Benar | Materi Kuliah Public Relations

Tips Berpidato

Berpidato dari atas mimbar menghadapi hadirin secara tatap muka ada untung dan ruginya.

Yang dimaksudkan untung disini ialah bahwa si mimbarwan dapat mengetahui tanggapan hadirin pada saat ia sedang pidato (immediate feedback) sehingga jika hadirin tidak menaruh perhatian atau tidak responsif, ia dapat segera megubah teknik pidatonya.

Ruginya adalah hadirin dapat menunjukkan ketidaksenangnya secara spontan.

Yang tidak jarang berteriak menyuruh orang yang berpidato itu turun dari mimbar.

Dalam hal inilah makna descendit sine honore atau turun tanpa kehormatan.


Sebelum naik mimbar, jauh jauh sebelumnya perlu ditela'ah secara seksama, apakah hadirin yang akan dihadapi itu sifatnya homogen atau heterogen, dan apakah jumlahnya relatif sedikit atau banyak.

Khalayak yang jumlahnya sedikit akan bersifat rasional, khalayak yang jumlahnya banyak akan emosional, lebih lebih kalau sifatnya heterogen.

Sebuah pidato akan berhasil apabila pesan atau materi yang akan disampaikan sesuai dengan kepentingan hadirin. 

Dan akan berhasil pula jika bahasa yang digunakan dimengerti sepenuhnya oleh hadirin, mungkin bahasa daerah akan lebih komunikatif kalau hadirin rata-rata berpendidikan rendah, seperti penduduk desa misalnya.


Ada 2 cara yang dapat dipergunakan ketika akan naik mimbar yakni cara tanpa naskah dan cara dengan naskah.

Cara mana yang sebaiknya dipakai banyak bergantung pada situasi, sifat pertemuan, pesan yang akan di sampaikan dan hadirin yang dihadapi.