Sejak zaman Yunani Kuno ketika komunikasi masih bermain pada ranah komunikasi lisan dan dikenal dengan sebutan Retorika, diingatkan untuk selalu membekali diri dengan ethos, pathos dan logos.
![]() |
ethos, pathos dan logos. |
Apa persisnya ketiga istilah yang selalu disebut dalam filsafat, etika dan komunikasi itu?
- Ethos
Ethos adalah sumber kepercayaan. Yakni, seorang pembicara harus dapat di percaya oleh audiencenya.
Jika seseorang yang tidak mendapatkan kepercayaan dari audience saat berbicara, maka selain tidak memiliki aspek Logos, orang tersebut juga bukan seseorang yang mampu mengambil kepercayaan pendengar.
Hal ini dapat kita lihat berdasarkan kompetensinya yang memadai pada bidang yang ditekuninya, bagaimana latar belakang kualitas dan kuantitas yang dimiliki olaeh sang pembicara.
Contoh : seorang orator yang mampu menarik perhatian audience nya sehingga memiliki persepsi yang diinginkan oleh sang orator, maka dia sudah di anggap mampu dan dapat di percaya karena apa yang di katakannya benar-benar disimak dan diterima oleh pendengar.
- Pathos
Pathos yang artinya himbauan emosional, atau sesuatu yang berhubungan dengan emosi manusia, karena saat menyampaikan orasi atau topik permasalahan, seringkali hal tersebut bersangkutan dengan perasaan pendengar dan terkadang menimbulkan banyak empati atau bahkan simpati dari pendengar/audience.
Pembicara haruslah mampu membawa suasana pendengarnya kedalam topik masalah yang diceritakannya, jika respon yang di harapkan muncul. Maka pembicara berhasil memiliki aspek Pathos di dalam dirinya.
Hal ini ditunjang pula oleh ketatabahasaan dan gaya bicara yang dimilikinya.
Contoh : Seorang orator yang menyampaikan aspirasi terhadap pemerintahan di hadapan pendengarnya, orator tersebut menyampaikan kesedihan dan keprihatinan terhadap warga miskin yang semakin terpuruk.
Jika audience menimbulkan respon simpati saat mendengar cerita tersebut, maka orator berhasil memiliki aspek Logos dalam dirinya sebagai pembicara,
- Logos
Logos memiliki arti Logis.
Yang dapat di buktikan berdasarkan meteri pembicaraan seorang orator yang memang bersungguh-sungguh, masuk akal, dapat diikuti dan bersifat nyata atau bukan khayalan belaka.
Contoh : Saat seorang orator berbicara di hadapan audience, maka yang dibicarakannya haruslah hal yang memadai kenyataannya dan masuk akal.
Seperti seorang orator yang memberikan pembahasan mengenai melemahnya harga rupiah di mata dunia, Bukannya pembahasan mengenai ‘misalnya’.. ‘andaikan’ dan ‘coba bayangkan’.
Uraian tersebut adalah landasan utama seorang bagi seseorang untuk dapat berbicara di depan audience, agar apa yang dikatakannya tidak sekedar menjadi angin lalu.
Melaikan seorang pembicara haruslah mampu menanamkan pemikiran-pemikiran baru terhadap audiencenya, setelah memiliki ketiga aspek penting tersebut yakni Ethos, Pathos dan Logos maka seorang pembicara barulah mampu dikatakan expert atau ahli dalam bidang aspirasi dan penyampaian pendapat.
Sejak jaman Yunani kuno ketiga aspek tersebut sudah di tanamkan secara mendalam hingga masa kini, hal inilah yang menjadi landasan utama dari tolak ukur seorang pembicara.
Sudah banyak lahir pembicara dunia yang pandai dan mendalami soal ketiga aspek Ethos, Pathos, Logos ini.
Bukan hanya seorang pembicara yang harus menguasai ketiga aspek tersebut, melainkan seorang Ahli komunikasi semacam Public Relations juga harus mampu untuk dapat menguasai ketiga aspek terpenting tersebut dalam kehidupan perusahaan.
Hal ini dikarenakan ketiga aspek tersebut sling berkaitan satu sama lain dan secara tidak langsung menjadi tolak ukur dalam kelugasan dan tolak ukur akan kuantitas, kualitas yang dimiliki oleh seorang pembicara maupun oleh seorang Public Relations.
0 Comments
Post a Comment